Pada tanggal 16 Maret 2020 Pemerintah Kabupaten Seluma menggelar konferensi pers terkait penyebaran Virus Corona. Bupati Seluma menghimbau agar menunda kegiatan yang melibatkan banyak orang, mencuci tangan dengan bersih, menggunakan masker, di setiap OPD absen manual, tidak melakukan perjalanan dinas keluar Provinsi Bengkulu serta meliburkan sekolah hingga 2 minggu ke depan. Hal ini berguna untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Wabah pandemik virus Corona, juga sampai ke desa-desa dampingan Cahaya Perempuan WCC di Kabupaten Seluma yakni di Desa Sidoluhur, Desa Padang Kuas, Desa Talang Tinggi, Desa Lubuk Lagan dan Desa Purbosari. Kelima desa ini adalah desa yang berada dalam perkebunan sawit dan karet milik perusahaan perkebunan dan milik masyarakat. Cahaya Perempuan WCC melakukan wawancara kepada Pendamping Lokal melalui telepon dan Whatapps mengenai situasi kelompok CU Harapan Bunda dan Desa Talang Tinnggi dalam situasi darurat Covid-19. Salah satu hasil wawancara dengan Pendamping Lokal yaitu Leni Maryanti dia adalah anggota Kelompok CU Harapan Bunda Desa Talang Tinggi, diperoleh gambaran bagaimana upaya para ibu-ibu anggota kelompok CU mengatasi dampak virus Covid-19 pada kehidupan mereka sehari-hari.

Leni Maryanti berusia 36 tahun, seorang ibu tunggal yang memiliki seorang anak laki-laki. Dia aktif sebagai Pengurus Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) desa Talang Tinggi.  Sebagai aktifis perempuan di desanya, Leni sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan desa.

Sebagai bagian dari perangkat desa (pengurus Bumdes), Leni Maryanti dan 5 orang anggota kelompok CU harapan Bunda yang menjadi anggota Tim Tanggap Darurat Covid-19 Desa Talang Tinggi yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa Talang Tinggi Nomor 07 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Tanggap Darurat Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pelaksanaan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) Desa Talang Tinggi Kecmatan Seluma Barat, Kabupaten Seluma.  Peran Leni dan 5 anggota kelompok CU Harapan Bunda dalam Tim adalah sebagai Relawan untuk melakukan edukasi melalui sosialisasi informasi yang tepat dan benar terkait Covid-19 kepada warga desa dan melakukan pendataan warga rentan sakit, seperti Lansia, Balita, Perempuan Hamil, Perempuan Menyusui dan yang memiliki penyakit menahun/tetap dan penyakit kronis lainnya, dan pendataan warga desa yang baru datang dari rantau seperti; buruh migran, warga yang bekerja dan menempuh pendidikan di kota-kota besar dan pemantauan perkembangan ODP. Peran sebagai relawan ini dilakukan bersama petugas Kesehatan; Bidan Desa dan petugas Puskesmas Talang Tinggi.

Leni dan lima orang ibu-ibu anggota kelompok CU Harapan Bunda bersama petugas Puskesmas menyebarkan informasi mengenai Covid-19 dengan berkeliling desa dan melalui media sosial WhatApps dan SMS. Diantaranya memberikan pemahaman tentang perbedaan Orang Dalam Pengawasan (ODP), Pasien Dalam Pemantauan (PDP), dan Suspect kepada masyarakat. Bersama Bidan Desa, Leni dan lima ibu-ibu anggota kelompok CU mendata warga yang baru pulang dari melakukan perjalanan. Kegiatan pendataan dengan mengecek suhu tubuh serta menanyai apakah timbul gejala-gejala yang berkaitan dengan Covid-19. Hasil pendataan menemukan ada 7 orang ODP 5 laki-laki dan 2 perempuan, yang langsung diminta oleh petugas Puskesmas untuk karantina mandiri selama 14 hari.

Dia sebagai Kader Posyandu dan lima ibu-ibu anggota kelompok CU sebagai Relawan Tim Tanggap Darurat Covid-19 Desa bersama petugas Puskesmas melakukan penyuluhan keliling kepada masyarakat di desa. Mereka menghimbau agar warga tidak melakukan tindakan diskriminatif terhadap ODP. Masyarakat yang mengalami gejala demam, flu, batuk agar dapat memeriksakan diri kepada petugas kesehatan Bidan Desa atau ke Puskesmas. Masyarakat tidak bisa berdiam diri di rumah karena harus pergi ke kebun dan mencari pekerjaan dihimbau agar menjaga jarak, rajin mencuci tangan, dan tidak melakukan kontak fisik kepada orang lain.

Menghimbau setiap warga mesti menyediakan tempat cuci tangan dan sabun bisa sabun deterjen pencuci piring di depan rumah masing-masing agar dengan mudah menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah beraktifitas atau bekerja terutama di luar rumah.

Kabupaten Seluma memiliki 60 ribu hektare perkebunan sawit dari jumlah tersebut 31 hektare adalah milik masyarakat. 25 ribu hektar Perkebunan karet adalah milik masyarakat, artinya mayoritas masyarakat Seluma menggantungkan hidup dari komoditi tersebut. Selain itu, juga perprofesi sebagai pedagang kue keliling, buruh harian lepas, pedagang makanan dan asistern rumah tangga. Kebijakan perusahaan untuk Stop Ekspor Sawit dan Karet mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat Seluma di tengah penyebaran Covid-19. Otomatis masyarakat kehilangan penghasilan utama.

Situasi yang sama juga dihadapi para keluarga anggota kelompok CU Harapan Bunda.  Leni bersama pengurus kelompok menggerakan anggota untuk membuat usaha rumahan yakni membuat tempe, kue Tat, keripik dari ubi kayu sering orang menyebutknya Opak, yang dijual keliling desa dan desa-desa tetangga. Modal usaha dipinjam dari dana CU. Dia bersama pengurus kelompok juga menggerakan ibu-ibu di desa yang mayoritas rumah mereka memiliki pekarangan yang luas untuk bertanam sayur mayur seperti ubi kayu, cabai, sayur katu, dan kacang panjang untuk mengatasi kebutuhan sayuran keluarga. Anggota kelompok CU yang memiliki kemampuan menjahit, diajak untuk memproduksi masker kain yang akan dijual ke petugas kesehatan di desa, ke Puskesmas dan kantor Camat. Mereka juga menjual ke warga desa terumata yang masih aktif bekerja mencari nafkah sebagai pedagang keliling sayur dan warung manisan.

Ibu-ibu anggota CU Harapan Bunda sebagai Relawan Perempuan Tanggap Darurat Penanganan Covid-19 Desa terlibat aktif menyusun agenda desa selama masa tanggap darurat. Usulan agenda yang disampaikan dalam rapat antara lain:  Pertama, memasukan dan mamastikan Perempuan Hamil dan Perempuan Menyusui masuk dalam pendataan kelompok rentan karena cara pencegahan dan dukungan kepada mereka dalam menghadapi Covid-19 berbeda dengan kelompok rentan lain, Kedua, memastikan perempuan dari keluarga miskin dan perempuan sebagai ibu tunggal masuk dalam sasaran kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dalam masa tanggap darurat Covid-19, dan Ketiga, pembayaran upah kerja kepada perempuan dan laki-laki disesuaikan dengan jenis dan beban kerja.  Desa Talang Tinggi merupakan desa yang cepat merespon situasi darurat penyebaran virus Corona dengan melibatkan kelompok perempuan CU Harapan Bunda. (Lica & Tety /dok.Cahaya Perempuan WCC 2020).