Pada tanggal 6 Maret 2020 Bupati Kabupaten Rejang Lebong menghimbau kepada masyarakat agar segera melakukan kontrol ke Puskesmas untuk memeriksakan diri apakah kita terindikasi terserang virus Corona. Mengingat pandemik virus Corona dapat tersebar melalui kontak kepada penderita positif. Tanggal 31 Maret 2020 Gubernur Provinsi Bengkulu mengumumkan bahwa Bengkulu telah beralih dari Zona Hijau menjadi Zona Merah.

Kelompok CU Dampingan Cahaya Perempuan WCC di 5 desa/kelurahan di Kabupaten Rejang Lebong, yaitu Desa Sumber Urip, Desa Talang Lahat, Kelurahan Banyumas, Kelurahan Air Meles, dan Kelurahan Sidorejo juga tidak luput dari dampak virus Corona. Kelompok CU bekerjasama dengan pihak Desa, Babinkamtibnas, Puskesmas, Karang Taruna, PKK meracik cairan disinfektan sendiri melalui tutorial video singkat dan flyer yang disebarkan oleh Cahaya Perempuan WCC melalui grup Whatsapp dan media sosial. Kemudian secara mandiri melakukan penyemprotan disinfektan di rumah mereka masing-masing, Balai Desa, Rumah Ibadah, Posyandu, sekolah dan Puskesmas. Anggota kelompok CU juga menyediakan tempat cuci tangan dan deterjen untuk pencuci peralatan dapur. Ibu-ibu mengajarkan kepada warga dan anak-anak mereka belajar disipilin mencuci tangan setelah ke luar rumah, pulang dari tempat-tempat umum baik yang ada di desa maupun di pasar kaget sekitar desa mereka agar terhindar dari kemungkinan penyebaran virus.

Dua kelompok CU dampingan CP WCC yang berada di kaki gunung berapi Bukit Kaba di Kecamatan Selupu Rejang, Kab. Rejang Lebong yakni CU Harapan Perempuan, Desa Sumber Urip dan CU Sumber Harapan, Desa Talang Lahat mayoritas pekerjaan dan sumber pendapatan anggota kelompok sebagai Perempuan Petani Ladang Sayur Mayur.

Kebijakan Nasional dan Pemerintah Kabupaten yang mengharuskan semua masyarakat diam di rumah agar tidak terpapar virus Corona, tidak terkecuali pada anggota kelompok CU di dua desa ini, yang sehari-hari bekerja di ladang sayur mereka. Meskipun faktanya, masih banyak petani terutama yang laki-laki tetap pergi ke ladang mereka untuk merawat dan memanen sayuran mereka. Meskipun aktifitas pasar kaget sudah di seputar desa sudah ditutup sementara waktu oleh pemerintah desa setempat.  Begitu juga rumah ibadah, larangan melakukan perkumpulan hingga batas waktu tertentu. Kegiatan rutin Posyandu Balita, Remaja dan Lansia juga ditunda. Kondisi ini, memberi dampak signifikan pada pendapatan keluarga para petani tentunya juga petani perempuan di desa dampingan Cahaya Perempuan WCC.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Kelompok CU Harapan Perempuan, Desa Sumber Urip yaitu Suhartini (usia 47 tahun) mempunyai 2 orang anak remaja laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai Petani Sayur di ladangnya sendiri. Ia berinisiatif mendata dampak-dampak yang timbulkan akibat pandemik virus Corona pada anggota kelompok CU, perempuan dan warga desa lainnya. Suhartini bersama Pengurus kelompok CU berdiskusi jarak jauh dengan Cahaya Perempuan WCC mengenai poin-poin pendataan dampak yang akan dilakukan. Disepakati pendataan akan fokus pada dampak kesehatan, sosial dan ekonomi perempuan di anggota kelompok CU dan di desa. Pendataan menemukan ada 10 orang warga Desa Sumber Urip masuk dalam Orang Dalam Pemantauan (ODP); 6 laki-laki dan 4 perempuan. Dari 4 perempuan 1 orang adalah anggota kelompok yang baru pulang dari provinsi zona merah virus Corona di Sumatera Selatan. Di desa Talang Lahat 2 orang warga masuk dalam ODP; 1 laki-laki dan 1 perempuan (suami istri) yang pulang dari Jawa Tengah. Hasil pendataan dikomunikasikan dengan Bidan Desa dan petugas Puskesmas supaya ada tindaklanjut bersama yang bisa dilakukan. Para ODP dicatat dan diperiksa kondisinya oleh petugas kesehatan Puskesmas, dan disarankan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing. Suhartini beserta Pengurus kelompok CU Harapan Perempuan, Bidan Desa dan petugas Puskesmas Sumber Urip bersama memantau dan memastikan dengan baik bahwa proses isolasi mandiri para ODP dilakukan sesuai tata caranya. Secara aktif Suhartini berserta Pengurus kelompok CU Harapan Perempuan, Bidan Desa dan petugas Puskesmas memberikan edukasi mengenai cara mencegah agar terhindar dari penyebaran virus Corona, kepada anggota keluarga ODP dan masyarakat desa Sumber Urip dari rumah ke rumah. Khusus untuk keluarga yang anggotanya ada ODP informasi secara kontinue diberikan melalui SMS dan WhatApps. Informasi mengenai tata cara isolasi mandiri, bagaimana disiplin menjalan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Pemantauan perkembangan kesehatan ODP dilakukan melalui SMS dan WhatApps pada anggota keluarga ODP.

Edukasi diberikan oleh Suhartini beserta Pengurus CU dan petugas kesehatan menggunakan bahasa lokal yakni bahasa Rejang dan Jawa selain bahasa Indonesia. Cahaya Perempuan WCC membantu untuk menyiapkan bahan-bahan edukasi mengenai virus Corona dan pencegahan penyebarannya melalui fasilitas WhatApps.

Dampak sosial dan ekonomi yang dialami oleh anggota kelompok CU Harapan Perempuan, petani perempuan dan warga desa Sumber Urip, sekitar 30 – 40% harga panen sayur mengalami penurunan, karena permintaan pasar menurun, aktifitas pasar dibatasi. Bahkan pasar kaget yang merupakan ruang transaksi penjualan hasil panen sayur mayur beberapa desa di kaki Bukit Kaba, Kecamatan Selupu Rejang (termasuk Desa Sumber Urip dan Talang Lahat), antar kabupaten dan desa-desa perbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan oleh pemerintah kecamatan ditutup sementara. Begitu dengan pembatasan pemasaran ke ibukota provinsi Bengkulu. Dampak ekonomi juga dirasakan oleh anggota kelompok CU yang bekerja sebagai pedagang kecil (berjualan makanan di kantin sekolah) terpaksa libur karena sekolah diliburkan. Anggota kelompok CU bekerja sebagai Buruh Tani Harian juga tidak dipekerjakan, karena pendapatan petani menurun. Secara signifikan pendapatan para petani termasuk petani perempuan anggota kelompok CU mengalami penurunan bahkan kehilangan pendapatan.

Menariknya, di tengah situasi darurat dan gerak perekonomian keluarga petani perempuan dan Ibu-Ibu anggota kelompok CU Harapan Perempuan mengalami krisis, namun ada secercah harapan untuk keluar dari kondisi buruk itu. Suhartini dan Pengurus kelompok membangun gerakan “Berbagi Hasil Panen untuk Menguatkan Pangan Keluarga Perempuan”. Suhartini memulainya dengan mengumpulkan beragam hasil panen sayuran keluarga dan anggota keluarga kelompok lain untuk dibagikan dan saling bertukar hasil panen sayuran ke sesama anggota kelompok, keluarga perempuan yang bukan petani dan kehilangan pendapatan yang ada di desa mereka. Hasil panen sayur juga ditukar dengan hasil panen ikan kolam warga yang ada di desa. Seperti pengalaman Suhartini sendiri, hasil panen beberapa jenis sayurnya ditukarkan dengan ikan tawar milik tetangga.

Inisiatif ini setidaknya, mampu mengatasi dan mencukupi pangan keluarga petani perempuan kelompok CU Harapan Perempuan dan keluarga perempuan yang kehilangan pendatapan harian mereka. Gerakan ini juga telah menjaga bagaimana variasi makanan dan kecukupan gizi keluarga yang sangat dibutuhkan pada kondisi darurat virus Corona, tanpa harus mengeluarkan uang sekaligus menghemat pengeluaran keluarga. (Lica & Tety/dok.Cahaya Perempuan WCC 2020).