Bengkulu : Cahaya Perempuan Women’s Crisis Center (WCC) Bengkulu mengadakan pertemuan Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) Berkala yang kali ini menggelar Dialog Politik Perempuan dengan Calon Legislatif (caleg) dan DPD Pemilu 2024 pada 7 Februari 2024, di Hotel Putri Gading, Jalan Sukajadi, Kelurahan Penurunan, Kota Bengkulu.
Dialog politik ini dihadiri oleh beberapa caleg dan calon DPD, antara lain Destita Khairilisani (calon DPD), Derta Wahyulin (calon DPR RI/Golkar) yang diwakili oleh Syafridawati Tjaya, Mardiani (calon DPRD Rejang Lebong/Nasdem), Maisusi (calon DPRD Kota/PKB), Endang Lestari (calon DPRD Kepahiang/PKB), dan Fitria Arimurti (calon DPRD Seluma/Gelora).
Direktur Eksekutif Cahaya Perempuan WCC Bengkulu, Leksi Oktavia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Cahaya Perempuan WCC dalam mengadvokasi dan mengorganisir perempuan-perempuan.
“Tiga di antara caleg yang terlibat dalam dialog ini adalah dampingan dari Cahaya Perempuan, yaitu Mardiani, Maisusi, dan Endang Lestari, yang berasal dari kelompok perempuan dewasa yang secara rutin bertemu setiap dua bulan sekali dan benar-benar berasal dari akar rumput,” kata Leksi Oktavia setelah dialog.
Lanjutnya, satu peserta dialog, Fitria Arimurti (23 tahun), merupakan perempuan muda yang sudah lama mendapat dukungan dari Cahaya Perempuan sejak SMA, dan diikutsertakan untuk mewakili suara perempuan dari kalangan terbawah.
“Dua peserta lainnya, Destita Khairilisani dan Derta Wahyulin, sebelum terlibat dalam kontestasi politik, telah aktif mendukung kegiatan-kegiatan Cahaya Perempuan sejak tahun 2021,” tambah Leksi Oktavia.
Leksi menekankan bahwa kontrak politik yang disepakati dengan caleg dan DPD dalam dialog ini bukanlah kontrak finansial, melainkan komitmen terhadap masyarakat.
“Kontrak politik di sini mengacu pada komitmen untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak ketika terpilih, serta bagaimana caleg dan DPD akan mewakili suara perempuan di tingkat legislatif,” jelas Leksi Oktavia.
Destita Khairilisani, salah satu peserta dialog yang mewakili calon DPD, menekankan pentingnya keterwakilan perempuan dalam politik. Menurutnya keterwakilan perempuan di parlemen juga membantu memperjuangkan isu-isu khusus yang terkait dengan perempuan dan anak perempuan.
Dalam banyak kasus, perempuan lebih peka terhadap isu-isu seperti kekerasan gender, kesetaraan pendidikan, kesehatan reproduksi, dan hak-hak perempuan lainnya. Oleh karena itu, untuk mencapai masyarakat yang lebih adil, setara, dan inklusif, penting bagi semua pihak untuk mendukung dan memperjuangkan keterwakilan perempuan dalam politik.
“Kontrak politik yang disepakati menunjukkan komitmen caleg dalam memajukan perempuan, dan sebagai perwakilan daerah, saya berkomitmen untuk membawa aspirasi perempuan Bengkulu ke tingkat nasional,” tutup Destita.